Hari Soejanto Kembangkan Pertanian Organik untuk Berdayakan Masyarakat

Saya juga memberikan kontribusi sosial melalui pelatihan-pelatihan dan sekarang juga mengajar di SLB anak-anak tuna rungu mengenai pertanian organik, imbuhnya.

Disebutkan saat ini Hari memiliki beberapa petani binaan dan empat petani mitra, yaitu Kelompok Wanita Tani di daerah Bululawang, kemudian di daerah Pagelaran dan di daerah Kalipare.

Di Kalipare ini yang menjadi mitranya adalah pemuda tani dari kalangan karangtaruna. Selain itu Hari juga memiliki kebun di daerah Wagir dengan ketinggian 1000 mdpl. Lahan itu ia tanami dengan tanaman untuk dataran tinggi.

Menurutnya ada syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menghasilkan produk organik, di antaranya lingkungan yang tidak tercemar dan tidak  terkontaminasi pestisida seperti tanah yang minimal tiga tahun tidak digunakan untuk pertanian konvensional.

Kemudian penggunaan pupuk kandangnya  harus diketahui dulu pakan ternaknya seperti apa. Selanjutnya air harus menggunakan air sumber atau air tanah, bukan air PDAM.

Untuk mengendalikan hama, Hari menggunakan tanaman perangkap dan pestisida nabati dari daun-daunan seperti kemangi, daun sirsat, kenanga, sambiloto dan daun mengkudu.

“Dalam pertanian organik kita tidak boleh membunuh. Kita hanya boleh mengusir hamanya saja,” ujarnya.

Kelebihan tanaman organik  selain memang lebih sehat juga lebih tahan lama, rasanya juga lebih manis dan tidak ada rasa getir, tandasnya.

Diakui Hari bahwa usaha pertanian organiknya tersebut merupakan usaha keluarga yang ia kelola bersama istri, keempat anaknya dan menantunya.

Jurnalis: Agus Nuchaliq/Redaktur: Irvan Sjafari/Foto: Agus Nurchaliq

Source: CendanaNews

Lihat juga...