SELASA, 24 JANUARI 2017
MATARAM — Sampai saat ini sebagian masyarakat di Nusa Tenggara Barat (NTB), khususnya yang berprofesi sebagai Pedagang Kaki Lima (PKL) dan pedagang sayuran di pasar tradisional masih terjebak dan senang menggunakan jasa keuangan dari bank rentenir yang mengambil keuntungan yang dinilai bisa mencekik pedagang.
![]() |
Sales Management Head BTPN Wow! Mohammad Reza Rizal (paling kanan). |
Hal tersebut disampaikan Hans Bahnan, salah satu peserta di acara diskusi Pengelolaan Keuangan Nonkantor (Laku) Pandai: Akses Keuangan untuk Semua yang diselenggarakan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) bersama Otoritas Jasa Keuangan di Hotel Santika Mataram, Selasa (24/1/2017).
“Proses peminjaman yang lebih mudah, menjadi salah satu penyebab sebagian masyarakat memilih menggunakan jasa keuangan bank rentenir atau biasa juga disebut bank rontok atau bank subuh, meski dengan bunga tinggi,” jelas Hans.
Karena alasan tersebut, sebagian masyarakat tidak mau menggunakan jasa keuangan bank resmi. Selain proses panjang, persyaratan untuk mendapatkan pinjaman atau produk bank resmi lebih rumit.
Zainudin Syafari, peserta diskusi lain menilai, lembaga perbankan selama ini masih terkesan eksklusif dalam hal informasi, tidak seinklusif saat menyampaikan program layanan kepada masyarakat. Itulah sebabnya masyarakat tidak banyak yang melek menggunakan layanan jasa perbankan resmi.
“Kalau ingin program dan kemudahan jasa diberikan, perbankan harus terbuka dalam hal informasi terkait kegiatan, program, layanan produk yang ditawarkan kepada masyarakat, melalui media,” katanya.
Sementara itu, Sales Management Head BTPN Wow! Mohammad Reza Rizal, mengatakan, dalam menjawab inovasi Laku Pandai, BTPN menggagas BTPN Wow! sebuah layanan perbankan bagi mass market yang memanfaatkan teknologi telepon genggam dan didukung jasa agen sebagai perpanjangan tangan bank untuk meningkatkan jangkauan layanan kepada nasabah di seluruh pelosok Indonesia.