Inovasi ‘AriosKue’ Buatan Iyos Lahir Bersama Tabur Puja Posdaya Melati 1 Bukit Duri, Jaksel

SELASA, 10 JANUARI 2017

JAKARTA — Jejak Pemberdayaan Yayasan Damandiri — Ibu Iyos, Penanggung Jawab (PJ) Kelompok 2 Posdaya Melati 1 Bukit Duri, Jakarta Selatan (Jaksel) adalah seorang ibu yang gemar memasak, membuat kue dan kreatif membuat Parsel murah untuk ucapan selamat hari raya. Keahlian membuat kue ini didapat pertama kali melalui pelatihan-pelatihan yang diadakan sejumlah instansi pemerintahan.
Merk kue kering buatan Iyos. Insert: Iyos.
Keanggotaan Iyos dalam Posdaya Melati 1, tak terasa sudah memasuki tahun kedua, dan dalam Program Simpan Pinjam Tabur Puja (Tabungan Kredit Pundi Sejahtera) Yayasan Damandiri, ia sudah memasuki peminjaman kredit putaran ketiga dengan besar pinjaman mencapai Rp. 4 Juta. Semakin besarnya jumlah pinjaman Iyos terbukti dengan berkembangnya usaha kue kering miliknya. Dan, bukan sekedar membuat kue kering untuk melayani pesanan warga saja, tetapi juga melayani pemesanan dari toko maupun super market.
Kue kering buatan Iyos meliputi kue nastar, kue coklat aneka rasa, biskuit aneka rasa, kue sagu, kue kacang, bijih ketapang, kue puteri salju, kastangel bahkan juga keripik dan stick bawang. Semua makanan ringan buatannya dihargai sangat ekonomis, mulai dari Rp, 25.000 – Rp 55.000 per toples ukuran tertentu. Karena usaha ini semakin maju, ia melakukan terobosan atau inovasi dalam membuat merk kue kering milik sendiri. Merk atau brand kue kering milik Iyos diambil dari nama anaknya digabung dengan kalimat ‘Aneka Rasa’ menjadi ‘AriosKue’.
“Keseriusan membuat kue ini saya kembangkan justru setelah mulai bergabung dengan Tabur Puja Posdaya Melati 1. Dengan pinjaman modal usaha sebesar empat juta rupiah dari Tabur Puja, saya semakin leluasa mengembangkan usaha kue kering sampai membuat merk atau brand sendiri,” ujar Iyos, membuka kisahnya kepada Cendana News.
Usaha ‘AriosKue’ hanya berjalan saat bulan Ramadhan, Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru Masehi maupun Tahun Baru Islam. Ia mampu memproduksi secara tradisional sebanyak 13 macam kue kering, dengan masing-masing jenis kue sebanyak tiga lusin toples kue. Dengan satu lusin berisi 12 toples kue, berarti dalam satu kali produksi Iyos bisa melayani pemesanan sebanyak 39 toples kue. Dan, jika bulan Ramadhan tiba, ia bisa melayani tiga kali pemesanan dalam jumlah yang sama selama satu bulan penuh.
“Tahun lalu saja, dari satu bulan penuh pemesanan Ramadhan, omzet bisa mencapai tiga puluh lima juta rupiah, dengan keuntungan kurang lebih separuh dari itu, atau sekitar enam belas juta rupiah. Dan, untuk membantu saya membuat kue, saya biasa memberdayakan tetangga sekitar dengan honor lima puluh ribu rupiah per hari,” tutur Iyos, menambahkan.
Bagaimana jika pemesanan kue kering sedang sepi dan bagaimana pula cara Iyos memutar modal usaha dengan cara berbisnis yang melayani pemesanan hanya pada bulan atau hari raya tertentu saja? Bagaimana cara Iyos membayar semua cicilan pinjaman lunak Tabur Puja yang diperolehnya sebagai modal usaha? Caranya adalah saat semua usaha tersebut sepi pemesanan, ia menjalankan usaha dagang makanan dan lauk-pauk miliknya di depan rumah. Dengan begitu, perputaran keuangan Iyos tetap sehat dan pembayaran Tabur Puja juga berjalan lancar.
Kue kering Iyos dengan brand ‘AriosKue’ sudah masuk secara rutin ke sebuah super market besar di bilangan Jagakarsa, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Dan, inovasi membuat brand kue kering sendiri ini ditempuh Iyos agar kue kering buatannya yang masih tradisional, tanpa bahan pengawet serta menggunakan gula pasir murni tanpa biang gula, bisa dikenal masyarakat secara luas. Promosi dan strategi dagang Iyos masih sebatas itu, sisanya ia serahkan pada Tuhan, karena menurut keyakinannya, manusia berusaha dan Tuhan yang melancarkan jalan dari manusia yang tekun serta rajin berusaha untuk menghidupi keluarganya.
“Semoga dengan Tabur Puja usaha saya bisa terus berkembang, pinjaman terus bertambah secara bertahap dan Tuhan melancarkan rejeki,” harap Iyos sambil menutup perbincangan.

Jurnalis : Miechell Koagouw / Editor : Koko Triarko / Foto : Miechell Koagouw

Lihat juga...