CENDANANEWS – Sejumlah petani di Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung hingga kini masih bertahan untuk menjual hasil panen, menyusul harga jagung di wilayah tersebut anjlok pada kisaran Rp2.400-Rp2.700 per kilogram. Mereka berharap harga jagung minimal Rp3.000/kg.
“Harga masih turun jadi kita belum mau menjualnya meski sudah kering di batang namun belum kami panen,” kata Mamad, Salah seorang petani kepada Cendananews.com, di Lampung Selatan, Senin (16/3/2015).
Ia berharap dalam waktu dekat, pihak perusahaan jagung mewujudkan harga jagung yang dituntut petani minimal sebesar Rp 3ribu/kg.
“Kami tidak bisa menunggu terlalu lama membiarkan jagung yang sudah kami babat itu, jika melihat hujan sering turun dua hari terakhir ini. Bisa-bisa jagung busuk, dan kami tambah terpuruk,” ucapnya.
Berbeda dengan Ahmad (36), petani jagung di Desa Karangsari, Kecamatan Ketapang. Ia terpaksa menelan pil pahit, lantaran jagung yang sempat ditunda penjualannya, terpaksa ia jual Sabtu (14/3) kesebuah perusahaan jagung yang ada di jalinpantim Simpang Lima, kecamatan yang sama.
“Dibiarkan bukan malah kering tapi nambah basah karena curah hujan yang tinggi sejak dua hari terakhir ini. Jadi terpaksa saya jual Sabtu kemarin, agar tidak semakin rugi,” tuturnya.
Ia mengaku menjual jagung seberat 4 ton, namun akibat potongan kadar air yang cukup tinggi, yakni 30 persen, jagung seberat 4 ton tersebut susut menjadi 3 ton dengan harga Rp 2.700/kg.
“Hanya dapat duit Rp 8 jutaan. Masih rugi, karena modalnya juga hampir habis segitu,” ujarnya.