Inilah Peringatan Hari Sastra Indonesia dan Peluncuran Buku 90 Tahun Taufiq Ismail
Warisan kerja beliau dan karya yang terbentang nyata bukan menjadikan beliau seorang penyair individualis yang berdiri di Menara Gading, tapi terus terlibat di dalam berbagai macam pergeseran-pergeseran sosial dan budaya,” jelas Menbud Fadli.
Rangkaian acara Peringatan Hari Sastra Indonesia semakin istimewa dengan penampilan
berbagai tokoh nasional yang mempersembahkan musikalisasi puisi dan karya-karya sastra
Taufiq Ismail.
Turut ditayangkan video pembacaan puisi “Dengan Puisi, Aku” dari Perdana Menteri Malaysia, YAB Dato’ Seri Anwar Ibrahim. Ary Ginanjar Agustian membawakan puisi “Kupu-Kupu di dalam Buku”, disusul Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, yang membacakan puisi “Sajadah Panjang”. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti mempersembahkan karya “Membaca Buku dan Mengarang, Kakak-Adik Kandung Tak Terpisahkan”.
Menbud Fadli Zon pada akhir sambutannya, juga membacakan puisi “Januari, 1949”. Vice Chairman of The Executive Board Insan Cendekia Muda, Lilla Ine Surjani, turut memeriahkan acara melalui penampilan lagu “Ketika Tangan dan Kaki Berkata”.
Selanjutnya, musikalisasi puisi “Sebuah Dunia” dibawakan oleh Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Dr. Fauzan. Sastrawan sekaligus pendiri Teater Tanah Air, Jose Rizal Manua, dengan penuh semangat membacakan puisi “Sajak Anak Muda Serba Sebelah”.
Acara semakin hangat dengan penampilan dari sang penyair, Taufiq Ismail, yang membacakan kutipan karyanya “Nasihat-Nasihat Kecil Orang Tua pada Anaknya Berangkat Dewasa”.
Sebagai wujud apresiasi lintas budaya, puisi tersebut dibawakan dalam puisi terjemahan, masing-masing dalam Bahasa Arab oleh Prof. Dr. Amany Lubis, dalam Bahasa Turki oleh Dr. Astri K. Alafta, dan dalam Bahasa Inggris oleh Arsala Rania Ismail.