Jakarta, KDM dan Kuliah Gratis?

Jika dilihat dari indikator matematika, Indonesia juga masih rendah.  Tahun 2022, OECD merilis PISA (Programme for International Student Assessment). Kemampuan matematika siswa Indonesia berada dalam urutan  70 dari 80 negara partisipan. Indonesia ada pada urutan bontot. Sementara Singapura, tetangga Indonesia itu, menempati peringkat pertama.

Hanya 18% siswa Indonesia mencapai kemahiran minimum (level 2). Rata-rata OECD sebesar 62%. Hampir tidak ada siswa Indonesia mencapai level 5 atau 6. Ialah kemampuan pemecahan masalah kompleks. Singapura 41% siswanya mencapai level 5 atau 6.

Kenapa Matematika menjadi indikator penting kualitas pendidikan. Matematika mencerminkan kemampuan berfikir logis dan kritis, merupakan dasar ilmu lainnya. Matematika cenderung netral terhadap bias budaya, memiliki korelasi dengan pertumbuhan ekonomi, prediktor kesuksesan. Negara dengan skor matematika tinggi, cenderung memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik, memiliki produktivitas dan kemampuan inovasi teknologi.

Berdasar gambaran itu, Jakarta harus merevolusi diri melalui pendidikan. Memberi akses pendidikan gratis bagi warganya dari SD s.d PT. Bukan pendidikan dasar lagi. Setidaknya untuk lulusan sekolah negeri dan PTN.

SD s.d SMA sudah tanpa biaya di Jakarta. Kini sejumlah 238.000 siswa SD s.d SMA swasta juga digratiskan. Menelan biaya 2,3 T. Tentu sekolah berbiaya mahal tidak masuk program ini.

Bagaimana dengan Perguruan tinggi.  Jumlah lulusan SMA Negeri di Jakarta sebanyak 37.440 siswa. Kisaran 50% (18.720) masuk PTN. Sementara lulusan MAN sebanyak 4.492 orang pertahun. Total Lulusan SMAN dan MAN sebanyak 23.212.

Lihat juga...