Catatan Harian Abdul Rohman Sukardi – 23/02/2025
Menyusul ditangkapnya Sekjen PDIP Hasto oleh KPK. Demontrasi mahasiswa marak digelar di berbagai kota. Mengusung narasi “Indonesia Gelap”. Selain juga mencuatkan narasi “Kabur Aja Dulu”.
Ketua DEN, LB Panjaitan membuat kontra narasi: “hidup eloe aja yang gelap”. Indonesia baik-baik saja. Justru sedang menata kemajuan.
Seberapa benar tudingan gerakan mahasiswa itu. Kita bisa mencermati gebrakan-gebrakan kebijakan pemerintah. Siapa diuntungkan. Siapa dirugikan. Kemudian bisa menyimpulkan: Indonesia sedang menuju kegelapan atau kemajuan.
Kebijakan radikal rezim Presiden Prabowo adalah perang terhadap mafia hukum, mafia pangan, mafia impor, mafia tanah. Perang melawan judi online. Perang terhadap koruptor.
Efisiensi anggaran dengan pemangkasan program non prioritas. Makan Bergizi Gratis. Mewajibkan penyimpangan Devisa Hasil Ekspor (DHE) di dalam negeri. Pembentukan Danantara.
Perang terhadap mafia, tentu para mafia itu dirugikan. Beserta kroni-kroninya. Modus kejahatannya terbongkar. Bukan saja terancam vonis. Akan tetapi sumber kekayaan haramnya tertutup.
Begitu pula perang terhadap judi online. Bandar judi dan para pendukungnya juga dirugikan. Operasinya ditutup. Tambang kekayaannya dimatikan. Termasuk aparat pelindung diberi sanksi. Seperti kasus staf Komdigi.
Para koruptor juga dirugikan oleh sikap tegas pemerintah. Ruang geraknya menjadi terbatas. Pelakunya diberi sanksi maksimal. Contoh Vonis Harvey Moeis. Menjadi 20 tahun.
Perlu diakui, KPK dan kejaksaan kalah cepat dibanding pertumbuhan kasus korupsi. Banyak perkara yang masih antri untuk ditangani. Masyarakat harus tetap kritis mendukung pemberantasan korupsi.