Akulturasi Budaya yang Harmonis Keunikan Tersendiri di Kalimantan Barat
PONTIANAK – Menteri Kebudayaan RI melangsungkan kunjungan kerja ke Provinsi Kalimantan Barat, salah satu provinsi di Indonesia yang dilintasi garis khatulistiwa.
Mengawali kunjungan kerja di Kalimantan Barat, Menbud RI mengunjungi Istana Kadriyah.
Disambut oleh Sultan Mervin Syarif Alkadrie yang didampingi oleh Maharatu Suri Tanaya Ahmad.
Turut hadir dalam kesempatan ini juga anggota DPR RI Komisi V, Bapak Yuliansyah.
Dalam kunjungannya, Menbud RI mengapresiasi nilai sejarah Istana Kadriyah.
“Saya kira istana yang dibangun sejak tahun 1773 ini mempunyai banyak cerita sejarah dan juga tentu saja hal-hal yang terkait dengan perjalanan bangsa kita. Di sini juga ada Sultan Hamid II yang merupakan seorang tokoh yang membuat lambang negara kita, Garuda Pancasila. Saya yakin memang sangat layak untuk menjadi Pahlawan Nasional,” ungkapnya.
Terkait dengan Cagar Budaya dan pelestarian budaya Istana Kadriyah, Menbud menyampaikan istana ini satu-satunya cagar budaya nasional yang ada di Kalimantan Barat.
“Jadi kita harapkan bisa kita lestarikan, kita jaga, kita kembangkan, dan juga kita manfaatkan. Nantinya juga sebagai art space, public space, yang selama ini juga mungkin sudah dilakukan. Mudah-mudahan ke depan Kementerian Kebudayaan bekerja sama tentu dengan berbagai pihak bisa mendorong untuk percepatan di dalam pemugaran dari Istana Kadriyah ini,” jelasnya lagi.
Menbud RI juga menjelaskan bahwa Kalimantan Barat merupakan daerah yang sangat inklusif, terbukti dengan akulturasi budaya yang harmonis.
Perpaduan budaya Dayak, Melayu, Arab, Tionghoa, dan berbagai etnis lainnya membentuk suatu keunikan tersendiri yang tercermin dalam berbagai ekspresi budaya.