PD II berbeda dengan PD I yang berkutat pada eskalasi Eropa. PD II memunculkan kekuatan Asia pada sosok Jepang. Orang-orang Jepang merasa diperlakukan rasis di AS. Warga kelas 2. Kolam renang saja dipisah.
Ketika negara-negara barat berlomba memiliki daerah jajahan, Jepang juga ingin meniru. Tanggal 7 Desember 1941 Jepang menyerang AS di Pearl Harbour. AS tidak bisa lagi mengelak untuk terjun PD II. Jepang terus bergerak “membebaskan” Asia dari cengkeraman Eropa.
“Pembebasan”, itu hanya narasi. Esensinya sebuah penjajahan. Lebih kejam dan sadis dampaknya dirasa negara-negara yang dikuasai. Termasuk Indonesia. Jepang masuk Indonesia Januari tahun 1942. Menggantikan Belanda yang telah bercokol lebih 3,5 abad.
Pendudukan Eropa oleh Nazi, dan spirit pembebasan Asia oleh Jepang. Dua hal itu melepaskan cengkeraman Belanda atas Indonesia. Belanda dipukul oleh Jepang di Indonesia. Dipukul pula oleh Nazi di rumahnya sendiri. Belanda merasakan betapa pedihnya menjadi negara dijajah.
AS masuk gelanggang perang. Lebih 4 tahun sekutu mempersiapkan pembebasan dari Nazi. Bulan April dan Mei 1945, Berlin bersama hitler dan Nazi-nya memperoleh gempuran terakhir. Sebelum akhirnya kalah. Hitler bunuh diri di bungkernya pada 30 April 1945. Sekutu menyisakan Jepang sebagai lawan.
AS tidak sabar mengakhiri perang. Tanggal 6 Agustus 1945 Hiroshima dijatuhi bom atom. Diberi nama Little Boy. Tanggal 9 Agustus 1945 Nagasaki juga dijatuhi. Diberi nama Fat Man. Tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah pada sekutu.
Belanda dan Sekutu masih sedang membereskan fase akhir PD II, di Eropa. Jepang sudah kalah. Indonesia kosong kekuasaan. Inilah momentum Indonesia memproklamasikan kemerdekannya. Pada momentum itulah, rumusan UUD 1945 itu dibuat. Tanpa bantuan Tuhan, dengan mempertengkarkan antar negara penjajah, proklamasi kemerdekaan itu bukan jalan yang mudah.