Anis, PKB dan Balas Jasa Politik?

 

Bagaimana dengan PKB?.

 

Pilihannya terhadap Anis Baswedan (jika kelak terjadi begitu), bisa dibaca sebagai langkah taktis belaka. Sekaligus momen tagih janji atau balas jasa politik atas kolaborasi Anis-PKB pada pilpres yang baru lalu.

 

PKB telah menghamparkan karpet merah untuk Anis Baswedan memasuki kandang PKB. Juga kyai-kyai NU sebagai simpul-simpul massa. Kini giliran Anis Baswedan menghamparkan karpet merah untuk PKB di Jakarta.

 

PKB memang diuntungkan pada pada pileg 2024 yang lalu. Perolehan suara PKB mengalami kenaikan di Jawa Barat dan DKJ. Akan tetapi Anis Baswedan belum melaksanakan bagiannya. Menggelar karpet untuk PKB. Kinilah saatnya bagian itu diperankan.

 

Muslim Jakarta dikenal religius. Tradisi fiqh dan tasauf-nya mirip NU. Akan tetapi secara politik tidak banyak berafiliasi ke NU ataupun PKB.

 

Pada era orba, PPP menang di Jakarta. Religiusitas masyarakatnya memantul ke dalam politik. Militansi politik ke-islamannya sangat tinggi.

 

Pada era reformasi, ceruk-ceruk massa PPP Jakarta “diserobot” PKS. Manajemen politik PPP kalah modern dari PKS. Maka elektoral basis massa muslim Jakarta berteduh di PKS. Walau secara kultural keagamaan, terdapat perbedaan dengan PKS.

 

Tradisi mayoritas muslim Jakarta mirip warga NU. Beda dengan PKS yang tradisi keagamaan maupun idiologi politiknya bercirak Ikhwanul Muslimin Mesir.

 

Pilgub 2024 inilah saatnya Anis Baswedan menggelar karpet merah untuk PKB. Agar PKB bisa menyatu dan diterima oleh simpul-simpul ummat Islam Jakarta.

 

Bagi PKB, saatnya menjemput “saudara-saudara”-nya yang dahulu dirawat PPP akan tetapi kini terpaksa berteduh di PKS. Ketika PPP mengalami masa surut.

Lihat juga...