Indonesia negara berpenduduk muslim terbesar. Orientasi politiknya tentu saja dicoraki spirit ajaran Islam.
Bobotnya saja yang membedakan kadar spirit itu. Antara elemen umat yang satu dan elemen ummat yang lain.
Menarik untuk diajukan pertanyaan. Siapa dari kandidat capres-cawapres yang ada, merupakan pemimpin paling ideal dari perspektif perjuangan keummatan. Bagi umat Islam Indonesia?
Pertanyaan itu harus dijawab melalui analisis komprehensif. Terkait kebutuhan fundamental penyangga keberlangsungan dan tegak eksisnya peradaban Indonesia.
Keberlangsungan peradaban dalam lingkungan strategis global yang terus berubah.
Bagi ummat Islam, Indonesia adalah replikasi peradaban Madinah. Sebagaimana konsep berbangsa dan bernegara yang dicontohkan Rasululloh Muhammad Saw di Madinah.
Filosopis grondslag pun oleh perumus konstitusi dari wakil kaum Muslimin dielaborasi secara substantif dari piagam Madinah. Para perumus konstitusi generasi awal, menamakan filosofis grondslag itu dengan Pancasila.
Konsepsi peradaban itu ialah peradaban bangsa ber Tuhan. Peradaban bangsa ber-tauhid. Berketuhanan yang Maha Esa (sila pertama Pancasila).
Kehidupan berketuhanan bukan saja dilindungi. Akan tetapi didorong untuk tumbuh berkembang. Sebagai nafas kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Konsekuensi ber-Tuhan, ber-tauhid, adalah tidak ada penundukan manusia terhadap manusia lain. Ketertundukan hanya kepada Tuhan, hukum Tuhan dan perjanjian kontraktual antar sesama manusia yang tidak melanggar jiwa hukum Tuhan.
Oleh karena itu peradaban Indonesia melindungi harkat dan martabat kemanusiaan serta tegaknya keadilan dalam keadaban (sila kedua Pancasila). Secara internal.