Indonesian Conference of Zakat Ke-7 Solusi Atasi Kemiskinan dan Stunting
“Ini langkah konkret untuk menciptakan gerakan cinta zakat.Nanti lembaga zakat negara-negara anggota OIC akan summit dan dimulai tahun depan,” ujar Muhammad Hasbi Zaebal yang juga menjabat Direktur Penelitian dan Pengembangan BAZNAS.
Chairman Zakat Collection Center, Federal Territories Malaysia Tan Sri Dato’ Sri Dr. Abdul Aziz Abdul Rahman menegaskan, OIC harus ikut mengambil peran. Karena menurutnya, apabila zakat dikelola dengan baik oleh sebuah lembaga dunia dan didistribusikan pada asnaf atau 8 golongan penerima zakat yang tepat, maka permasalahan kemiskinan yang melanda 40 persen dari total seluruh penduduk dunia dapat dipecahkan.
Disampaikan, negara-negara Islam berdiri di atas ladang minyak. Yakni seperti Indonesia, Malaysia, dan negara-negara Arab. “Kalau zakat dari minyak saja dapat dikelola dengan baik, maka selesai persoalan kemiskinan,” tegasnya.
CEO Zakat Pulau Pinang Malaysia Dr. Amran Hazali menyatakan, kewajiban zakat sebagaimana diperintahkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an perlu ditransformasikan menjadi sebuah Peraturan Pemerintah seperti halnya di Malaysia.
“Zakat di Malaysia telah menjadi obligator. Ada aturannya yang mewajibkan setiap orang untuk berzakat,” ucap dia.
Sementara itu, CEO Shunduq Zakat Jordan Dr. Abid Smerat menggambarkan kondisi umat Islam pada masa Umar bin Abdul Aziz yang sangat sejahtera hingga kesulitan mendapatkan mustahik.
ICONZ) ke-7 bertema ‘Peran Zakat Dalam Mendorong Transformasi Inklusif dan Berkelanjutan Dalam Menuju Kemakmuran Ekonomi’ juga menggelar kajian dengan melibatkan beberapa kementerian/lembaga, akademisi, praktisi, dan sektor industri untuk merumuskan resolusi zakat 2024.