Sahular Edukasi Masyarakat, Ubah Persepsi Negatif pada Ular

Editor: Koko Triarko

YOGYAKARTA, Cendana News – Ular selama ini masih sering dianggap negatif. Selain kerap dianggap sebagai hama berbahaya yang harus dibunuh, ular juga kerap diasosiasikan buruk atau jahat.

Padahal, sebenarnya ular bukan hama, melainkan hewan predator alami yang memiliki fungsi sebagai penjaga ekosistem.

Ular juga memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari, misalnya membantu petani membasmi hama padi, seperti tikus, burung dan sebagainya.

“Bahkan dalam tradisi budaya Jawa, ular memiliki kedudukan tinggi,” kata Febrianus Yudisusilo, dalam pameran dan diskusi Sahabat Ular (Sahular) di Banyuraden, Gamping, Sleman, Selasa (26/7/2022) malam.

Menurutnya, ular memiliki kedudukan tinggi karena kerap menjadi simbol penting pada keris.

“Dan, UNESCO sudah mengakui keris itu sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia,” katanya.

Karena itu melalui acara pameran dan diskusi tersebut, Komunitas Sahular mengajak dan mengedukasi masyarakat tentang ular.

Dalam acara itu, peserta tidak hanya bisa melihat beragam ular seperti ular hijau ekor merah (viper timur), dan ular cincin mas.

Namun juga berdiskusi tentang penanganan terhadap orang yang terkena bisa ular. Baik secara tradisional maupun modern.

“Dengan berdiskusi kita ingin mencari kesamaan mengenai persepsi cara penanganan gigitan ular berbisa. Baik dari tinjauan tradisional maupun modern atau medis,” katanya.

Selama tiga tahun berdiri, Komunitas Sahular aktif melakukan berbagai kegiatan penyelamatan (resque) maupun edukasi di berbagai daerah Yogyakarta dan sekitarnya secara mandiri.

Tim yang berjumlah 12 orang ini aktif menerima dan membantu berbagai aduan temuan ular di masyarakat dengan sukarela.

Lihat juga...