Krisis Pangan Dunia, Begini Kata Pengamat Pertanian UGM

Admin

Dia pun memberikan empat poin yang bisa menjadi upaya menghadapi krisis pangan tersebut.

Empat poin itu adalah pengembangan varietas tanaman yang adaptif, penyelesaian masalah pupuk dan air, mengubah perilaku boros serta regenerasi petani.

Jaka menjelaskan, bahwa perubahan iklim yang terjadi saat ini menjadi kendala tersendiri dalam pertanian.

Pemanasan global yang menjadikan suhu lebih panas dan CO2 lebih tinggi menjadi sangat berpengaruh terhadap hasil pertanian.

Hal tersebut tidak hanya menurunkan hasil produksi, namun juga bisa berdampak pada gagal produksi.

Persoalan lain adalah air, yang mayoritas masyarakat di Indonesia masih mengandalkan air tanah sebagai sumber pengairan.

Hal itu dikhawatirkan 10 tahun ke depan sumber-sumber air akan habis, dan memunculkan kekeringan permanen di sejumlah daerah.

Dia menilai upaya pemerintah membangun sejumlah embung sudah benar, meskipun terkadang belum pas karena tidak memperhatikan posisi strategis embung sebagai daerah tampungan air.

Terkait pengembangan varietas-varietas tanaman yang adaptif, Jaka mengatakan perlunya varietas yang tahan iklim dengan kebutuhan air yang lebih sedikit.

Sementara menyangkut pupuk yang harganya terus meningkat, membuat perlu adanya teknik pertanian yang hemat pupuk.

Selain itu juga upaya membuat pupuk secara mandiri yang bisa menggantikan pupuk pabrikan.

Tidak kalah penting dari semua upaya tersebut, menurut Jaka adalah perlunya mengedukasi generasi muda agar tertarik menjadi petani.

Upaya tersebut antara lain bisa dengan menjadikan hasil-hasil pertanian sebagai komoditas yang menguntungkan dan menjanjikan.

Menjadikan pertanian sebagai pekerjaan yang menarik dengan mengembangkan aplikasi-aplikasi atau digital.

Lihat juga...