Petambak Udang Beralih Tanam Cabai Cukupi Kebutuhan

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG, Cendana News – Sejumlah petambak udang vaname di Lampung Selatan terpaksa beralih menanam cabai dan sayuran, karena tingginya biaya operasional tambak.

Selama setahun terakhir ini petambak udang insentif di desa Berundung, kecamatan  Ketapang, Lampung Selatan tidak bisa beroperasi.

Hal itu karena tingginya biaya produksi seperti biaya listrik, pakan, tenaga kerja dan bibit. Belum lagi faktor cuaca yang tidak bersahabat.

Untuk mengurangi jumlah kerugian, petambak udang memilih untuk berhenti beroperasi.

Sementara untuk mencukupi kebutuhan, sebagian petambak undang beralih menanam cabai dan sayuran di lahan tambak.

Petambak udang di desa Berundung, Untung mengatakan penggarap tambak sistem sewa memanfaatkan talud untuk budidaya cabai dan sayuran.

“Penggarap tambak memanfaatkan tanggul untuk menanam cabai, sawi, kemangi, kangkung dan sayuran lain agar tetap bisa memiliki penghasilan,” kata Untung, Senin (25/4/2022).

Untung bersama sang istri menanam cabai caplak, dan cabai rawit, dengan menggunakan mulsa.

Dengan masa panen 75 hari untuk cabai dan 30 hari untuk sayuran, dia masih bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Menurut Untung, sepekan menjelang Lebaran  2022 permintaan dan harga cabai meningkat.

“Semula harga cabai di tingkat petani hanya berkisar Rp12.700, naik menjadi Rp15.000 per kilogram,” kata Untung.

Hasil menanam cabai dan sayuran, menjadi sumber penghasilan sampingan saat budidaya tambak udang gagal, demikian Untung.

Lihat juga...