Lahan di Lereng Gunung Merapi Potensial Untuk Budi Daya Cabai

Editor: Koko Triarko

YOGYAKARTA, Cendana News – Lahan di lereng Gunung Merapi kabupaten Sleman, selama ini dikenal sebagai lahan berpasir yang sangat subur.

Mayoritas warga memanfaatkan lahan di lereng Gunung Merapi untuk menanam tanaman keras tahunan. Mulai dari sengon, jati dan sebagainnya.

Namun, sebenarnya lahan di kawasan lereng Gunung Merapi itu juga bagus untuk menanam komoditas cabai.

“Saya sudah buktikan sendiri,” kata Heri Suprarpto, petani di lereng Gunung Merapi desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman.

Dia mengatakan, bahwa cabai akan lebih menguntungkan dari tanaman keras seperti sengon atau tanaman lain seperti ketela, dan lainnya.

Heri mengaku membudidayakan cabai rawit jenis Ori di lahan miliknya seluas kurang lebih 600 meter persegi.

Dia menggunakan sistem bedengan bermulsa, dan memiliu jenis cabai ori karena perawatannya mudah, buahnya besar dan bobotnya tinggi.

Dia mengaku menggunakan pupuk dasar kotoran ayam yang difermentasi. Pupuk diberikan dengan cara menempatkannya di lubang tanam.

“Hampir sama sekali tidak memakai pupuk kimia, karena lahan pasirnya sudah sangat subur,” ungkapnya.

Dalam sekali tanam, Heri mengaku bisa memanen cabai hingga 28-29 kali petik.

Sekali petik, minimal mendapatkan cabai sebanyak 5 kilogram. Harga satu kilogram cabai rawit saat ini berkisar Rp35-36.000 di tingkat petani, dan Rp 40-50.000 di pasaran.

Dia mengatakan, lahan di lereng Gunung Merapi sudah subur sehingga biaya operasional terbilang sangat rendah.

Menurutnya, agar tidak terkena penyakit setiap kali ada kabut atau hujan, dia menyemprot tanaman dengan air tanah.

Heri berharap, ke depan akan semakin banyak warga di kawasan lereng Gunung Merapi yang mau menanam cabai. Sehingga, bisa menjadi sumber pemasukan warga sehari-hari.

Lihat juga...