Perusahaan Dalam Negeri Diminta Ambil Peluang Kelola Industri Hulu Migas

PEKANBARU — Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menanggapi keputusan beberapa perusahaan asing yang hengkang atau meninggalkan Indonesia dari bisnis subsektor hulu minyak dan gas bumi (migas).

Menurutnya, kondisi itu perlu disikapi secara bijaksana karena menjadi peluang bagi perusahaan dalam negeri untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam mengelola industri hulu migas di Indonesia.

“Ini kesempatan buat pemain dalam negeri untuk unjuk gigi,” kata Dwi dalam pernyataan yang dikutip di Pekanbaru, Riau, Selasa.

Dalam berbagai kesempatan diskusi, Dwi menyampaikan bahwa publik tidak perlu ribut atas pilihan perusahaan asing tersebut, karena seharusnya publik melihat kemampuan perusahaan dalam negeri untuk mengambil potensi seluas-luasnya dalam bisnis hulu migas tersebut.

“Kenapa kita mengeluh orang lain pergi? Padahal seharusnya potensi dalam negeri bisa dimanfaatkan secara maksimal,” ujarnya.

Lebih lanjut dia mengakui bahwa keberadaan perusahaan migas asing masih sangat dibutuhkan bagi Indonesia untuk mencapai target produksi 1 juta BOPD dan gas bumi 12 miliar MMSCFD pada 2030, karena itu pemerintah akan melakukan berbagai pembenahan agar iklim investasi dapat kembali memikat pemilik modal asing untuk masuk ke Indonesia.

Dalam beberapa waktu terakhir, perusahaan migas yang angkat kaki dari Indonesia ada Total, Shell, Chevron, hingga ConocoPhillips melepas bisnis hulu migas ke perusahaan dalam negeri.

Salah satu perusahaan dalam negeri yang sukses memperlihatkan kepiawaian mereka dalam mengelola blok migas yang dilepaskan asing adalah PT Pertamina Hulu Rokan yang menggarap Blok Rokan di Provinsi Riau.

Lihat juga...