Pinjam Modal dari Pengepul, Cara Bertahan Perajin Gula Kelapa di Bakauheni

Editor: Koko Triarko

“Bagi sebagian produsen gula, bos pengepul itu kami sebut bank. Tanpa mereka, usaha akan terkendala,” ulasnya.

Ia mengatakan, menjaga kepercayaan sanga penting agar pinjaman modal terus ada. Rata-rata setoran setiap produksi bisa mencapai Rp100.000. Setoran rutin bisa mengembalikan pinjaman modal tepat waktu.

“Asumsi setiap pembayaran Rp100.000 dengan utang pinjaman modal Rp2juta saja, ia bisa membayar sebanyak 20 kali. Bunga dibayarkan sebesar Rp5.000 hingga Rp10.000 sekali setoran,” jelasnya.

Sementara itu salah satu bos pengepul gula yang enggan disebut namanya, mengaku permodalan memang menjadi kunci usaha berjalan. Sistem kepercayaan, kedekatan emosional, kedisplinan menjadi cara memutar modal.

Ia mengatakan, bos pengepul layaknya bank dengan membawahi puluhan produsen. Ia juga mengakui sebagian produsen displin dalam mengembalikan pinjaman modal, dan ia tidak pernah mengalami pengemplangan modal dari produsen.

Dalam menjalankan pinjaman itu, bos pengepul akan mencatat setiap pinjaman dalam buku besar, dan peminjam akan memiliki buku kecil.

Saat setoran bersamaan dengan pengambilan gula, ia akan meminta tanda tangan. Cara tersebut agar bisa transparan, jumlah yang sudah disetorkan dan belum disetorkan.

“Akses permodalan sistem sederhana tersebut menjadi salah satu cara memutar uang dalam usaha gula merah kelapa,” katanya.

Lihat juga...