Waspada DBD, Dinkes Kota Semarang Ingatkan Kebersihan Lingkungan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
SEMARANG – Kota Semarang sudah memasuki musim pancaroba, peralihan dari kemarau ke penghujan. Melihat kondisi tersebut, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang, mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap ancaman penyakit demam berdarah dengue (DBD).
“Datangnya musim pancaroba dari kemarau ke penghujan seperti sekarang ini, memang rawan terjadinya serangan penyakit DBD. Untuk itu, kita minta masyarakat untuk memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar. Termasuk melaksanakan pemberantasan jentik nyamuk (PJN) dengan 5M, yakni Menguras, Menaburkan, Mengganti, Menutup, dan Menimbun barang-barang yang sekiranya bisa menjadi sarang nyamuk,” papar Kepala DKK Semarang, Abdul Hakam di Semarang, Jumat, (12/11/2021).
Sejauh ini, angka kasus pasien dengan gejala DBD sudah ada di Kota Semarang. Angkanya pun mencapai puluhan. Tercatat per September 2021 ada 28 kasus DBD di Kota Semarang.
Angka tersebut kemudian turun pada bulan Oktober 2021 lalu, menjadi 18 pasien, mulai dari pasien anak hingga dewasa.
“Perlu diketahui DBD ini tidak hanya menyerang anak-anak, namun juga orang dewasa. Jika tidak segera mendapat perawatan, DBD juga bisa berbahaya, jadi perlu diwaspadai gejalanya. Misalnya demam tinggi selama 3 hari tidak turun, segera periksakan ke dokter atau puskesmas terdekat,” terangnya.
Hakam menuturkan, upaya mencegah DBD tidak hanya menjadi kewajiban pemerintah, namun juga memerlukan peran aktif masyarakat untuk turut menjaga lingkungan agar tidak ada sarang-sarang nyamuk. Termasuk melalui gerakan PJN.
Sementara, menurut Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit DKK Semarang, Mada Gautama, upaya pencegahan kasus DBD di Kota Semarang terus dilakukan. Termasuk mengoptimalkan sistem terintegrasi bernama Bersatu Tanggulangi Demam Berdarah (Tunggal Dara).