Pasar SMEP Tanjung Karang Pusat Masih Sepi Pembeli
Editor: Koko Triarko
Matmunah bilang, telah melakukan pembandingan antara lokasi berjualan di tempat lama. Sehari, ia mengaku bisa mendapatkan omzet hingga lebih dari satu juta rupiah. Namun setelah pindah, ia mengaku mendapat hasil ratusan ribu rupiah saja per hari.
Ia mengaku masih tetap berjualan, karena memiliki pelanggan tetap dari sejumlah pedagang kuliner. Pelanggan mulai terbiasa membeli dengan langsung menuju ke lantai dasar pasar SMEP untuk penjualan sayuran, bumbu, daging hingga ikan air tawar dan ikan laut.
Pada lantai satu blok A yang digunakan untuk penjualan daging ayam, makanan dan makanan ringan juga terlihat sepi.
Uni Ulet, salah satu pedagang makanan ringan, menyebut telah pindah ke lokasi blok A lapak nomor 13 sejak dua pekan silam. Ia mengaku, sebelumnya berjualan dengan membuat kios sementara pada Jalan Batu Sangkar. Setelah digusur oleh Satpol PP dan mendapat jatah lapak, ia mulai berjualan di pasar SMEP.
“Masih menyesuaikan berjualan di lokasi lapak baru, sebagian pelanggan enggan naik ke lantai dua, bahkan memilih ke pasar Pasir Gintung,” ulasnya.
Uni Ulet menyebut, pasar SMEP akan ramai jika pedagang ditertibkan agar tidak berjualan selain di dalam pasar. Secara bertahap, sejumlah pedagang memilih masuk ke pasar SMEP. Sebagian memilih pindah ke tepi Jalan Kartini dan Jalan Raden Intan, memanfaatkan emper sejumlah toko. Sejumlah pedagang yang tetap berjualan di Jalan Bukit Tinggi memakai gerobak yang bisa dipindah.
Uni Ulet bilang, meski pedagang telah diberi los, lapak untuk berjualan, hanya sedikit yang berjualan. Faktor pembeli yang belum terbiasa berbelanja di pasar SMEP menjadikan pedagang masih menyesuaikan.