Paduan Tiga Rasa Ini Membuat Oblok Menjadi Primadona Warga Betawi

Editor: Maha Deva

Demo membuat oblok itik dalam Workshop Bumi Rempah Kuliner seri DKI Jakarta, Sabtu (30/10/2021) - Foto Ranny Supusepa
Budayawan Lembaga Kebudayaan Betawi Yahya Andi Saputra menyampaikan kaitan oblok dengan silahturahmi di masyarakat Betawi, dalam Workshop Bumi Rempah Kuliner seri DKI Jakarta, Sabtu (30/10/2021) – Foto Ranny Supusepa

Budayawan Lembaga Kebudayaan Betawi, Yahya Andi Saputra menyebut, dulu oblok identik dengan acara kumpul keluarga. Yang dimasak secara bersama dan dimakan bersama pula. “Kalau sekarang, sudah banyak yang jual, jadi terkadang momen masak bersamanya itu sudah hilang,” kata Yahya.

Tapi, momen bersama saat makan dapatlah menjadi pengganti kebersamaan keluarga. Dan itu-lah yang membuat masakan oblok menjadi istimewa. “Kalau dulu, biasanya yang dimasak itu itik. Yang jarang-lah, dimasak sebagai masakan harian. Tak jarang, hal ini membuat anak-anak berebut untuk mengambilnya. Berebut bukan karena mereka lapar, tetapi memang momentum berkumpulnya dan sifat mereka sebagai anak yang penasaran pada makanan yang jarang mereka temui,” ungkapnya.

Tak jarang saat melihat keriuhan anak-anak berebut memakan oblok, membuat para dewasa akan membangun kenangan melalui cerita-cerita masa kecil mereka. “Ini-lah yang bermakna. Makanan menjadi pemicu dari kenangan, cerita masa kecil yang tak jarang membuat para dewasa tertawa. Bahkan tak jarang pula akhirnya menceritakan nostalgia itu pada anak-anak. Kondisi seperti ini membuat ikatan keluarga akan semakin erat,” pungkasnya.

Lihat juga...