Menelusuri Pelabuhan Kuno Jortan, Pusat Perdagangan di Masa Lalu

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Data tentang Kota Pelabuhan Jortan ini, sebenarnya sudah mulai diteliti sejak 150 tahun lalu oleh para peneliti Belanda dan Inggris.

“Karena pada abad 18, semua data tentang Kota Pelabuhan Jortan ini sudah hilang sama sekali. Dan inilah yang membuatnya menjadi sangat menarik. Bagaimana mungkin sebuah kota pelabuhan besar menghilang begitu saja. Tak ditemukan catatan sama sekali,” tuturnya.

Dua hal yang menjadi penelitian saat itu adalah dimanakah lokasi Kota Pelabuhan Jortan dan apa yang menyebabkan kota pelabuhan ini menghilang.

“Kalau kita meneliti peta kuno abad 15-17, nama Jortan ini bisa ditemukan. Tapi begitu masuk pada peta abad 18, sudah tidak bisa ditemukan. Variasi nama Jortan ini adalah Juartam, Lortan, Lortam, Jatan, Jaratan atau Yortan sesuai pelafalan bahasa mereka masing-masing. Tapi dalam bahasa lokal Jortan disebut sebagai Jaratan yang berasal dari kata Jirat atau Jaratan atau Pejaratan yang memiliki arti daerah pemakaman atau pekuburan,” tuturnya lebih lanjut.

Beberapa data yang menyebutkan tentang Jortan, selain peta kuno Portugis dan jurnal pelayaran Belanda adalah Suma Oriental oleh Tome Pires yang menyebutkan pada tahun 1513 ada dua kota pelabuhan dan dua kota penguasa di Gresik, demikian laporan pelaut Belanda Oliver van Noort yang berkunjung ke Jortan tahun 1600.

Yaitu tentang adanya 1.000 rumah kayu di Jortan yang penduduknya beragama Islam tapi memegang adat leluhur, kronik Cina tahun 1618 Dong Xi Yang Kao yang menyebutkannya sebagai Rao-dong atau Jiau-Tong dan penyebutan Pelabuhan Jortan serta Pelabuhan Gresik yang memiliki penduduk lebih dari 23 ribu orang dalam Babad Tanah Jawi oleh Meinsma.

Lihat juga...