Sejak Kecil Yuliana Kagum pada Baju Adat Senuji

Editor: Koko Triarko

LARANTUKA – Baju adat Senuji merupakan busana adat yang biasa dikenakan masyarakat di beberapa kecamatan di Kabupaten Flores Timur,  Nusa Tenggara Timur, yang dibuat dengan cara dirajut.

“Saya sudah sekitar 30 tahun lebih membuat baju Senuji, sejak masih duduk di bangku SMP,” sebut Yuliana Hingi Koten, saat ditemui di rumahnya di Desa Riangkotek,Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur, Minggu (26/9/2021).

Yuliana mengaku saat kecil kebetulan dirinya melihat baju adat Senuji di rumah adat, dan merasa baju itu nilainya tinggi, karena setiap acara adat menanam padi selalu dikenakan ketua adat.

Lanjutnya, baju Senuji juga ada yang ditaruh di nyiru atau nampan sebagai duplikat karena sudah robek.

Dirinya berpikir, apakah ia bisa membuatnya, karena saat itu ia pun belum bisa menyulam, sehingga akhirnya melanjutkan sekolah ke sekolah menjahit dan mulai bisa menyulam.

“Saat menikah pada 1989, saya menggunakan pakaian adat ini sebagai baju pengantin. Baju Senuji saya buat sendiri dengan cara menyulam dengan melihat contoh bajunya,” ucapnya.

Yuliana mengaku mahir membuat baju Senuji serta memasang pernak-pernik di beberapa bagian baju agar terlihat lebih mewah.

Warga Desa Riangkotek, Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur, NTT, Yuliana Hingi Koten, penjahit baju adat Senuji, Minggu (26/9/2021). -Foto: Ebed de Rosary

Ternyata banyak yang suka baju Senuji buatannya, sehingga mulai meminjamnya untuk acara pernikahan.

Dirinya pun mulai membuat banyak baju adat ini untuk dikenakan saat acara perkawinan dan pentahbisan Imam baru, sehingga mulai banyak orang yang mulai mengenakannya.

Lihat juga...