Penjual Gorengan Bertahan di Tengah PPKM, Pilih Buka Pagi
Editor: Makmun Hidayat
PURWOKERTO — Pilihan untuk membuka lapak dagangan lebih pagi, menjadi solusi penjual gorengan kaki lima untuk tetap bisa bertahan di tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 yang kembali diperpanjang.
Waktu berjualan yang lebih panjang dan tanpa teguran dari petugas yang meminta untuk menutup lapak dagangan saat pukul 20.00 WIB, membuat, Sumarni, penjual gorengan di Jalan Adyaksa, Kota Purwokerto bisa terus bertahan untuk berjualan.
“Alhamdulillah, meskipun buka pagi hari, tetap laku karena di sini lokasinya strategis, dekat dengan PMI, Puskesmas dan merupakan jalan yang cukup ramai dilewati kendaraan,” tuturnya, Selasa (10/8/2021).
Sebelum adanya PPKM Darurat awal bulan Juli lalu, Sumarni biasanya mulai berjualan menjelang sore hari, sekitar pukul 16.00 WIB hingga malam hari. Beberapa kali ia mengaku didatangi petugas karena hingga pukul 20.00 WIB, tempatnya berjualan masih ramai pembeli.
Meskipun hanya warung sederhana yang tidak permanen, namun Sumarni menyediakan bangku panjang untuk duduk para pembelinya. Warung makannya yang hanya menyediakan berbagai jenis gorengan, ketupat, lontong serta kopi, menjadi langganan penarik becak, sopir angkutan kota serta sopir taksi dan masyarakat yang melintas. Pengunjung PMI juga kerap makan di warungnya.
“PMI kan buka sampai malam hari, biasanya kalau malam yang masih mengantre untuk periksa, banyak yang makan di sini juga. Tetapi sekarang saya hanya bisa melayani pengunjung sampai sore saja,” katanya.
Sumarni mengaku, penghasilannya sama sekali tidak berkurang, walaupun ia pindah jam berjualan. Pada 1-2 hari pertama saja yang agak sepi pembeli, selanjutnya para pelanggannya sudah mengetahui jika warung gorengan tersebut buka mulai pagi hingga sore.