Penyakit Menular Ancam Populasi Satwa Dilindungi

Editor: Koko Triarko

JAKARTA – Pengendalian penyakit menular, baik yang disebabkan oleh virus atau bakteri pada satwa dilindungi dan hewan buruannya, sangatlah penting. Karena data menunjukkan, berbagai varian penyakit menular menunjukkan pengaruh signifikan pada populasi satwa yang menjadi target konservasi.

Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), drh. Indra Eksploitasia, M.Si., menyatakan kolaborasi multidisiplin sangat penting dalam memastikan upaya konservasi dapat tercapai.

“Salah satunya adalah keterlibatan medis konservasi untuk mencegah penyebaran penyakit. Bukan hanya satwa yang memang kita lindungi atau satwa yang menjadi target buru dari satwa yang kita lindungi. Medis konservasi juga akan memastikan kesehatan satwa dan lingkungan menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan,” kata Indra, dalam diskusi HarimauKita The Invisible Threats, Rabu (28/7/2021).

Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), drh. Indra Eksploitasia, M.Si., menjelaskan mekanisme pengendalian penyakit dalam rangka mencegah penurunan populasi satwa liar, dalam diskusi HarimauKita The Invisible Threats, Rabu (28/7/2021). -Foto: Ranny Supusepa

Salah satu contoh pengaplikasian medis konservasi dan kolaborasi multidisplin – multilembaga adalah penanganan African Swine Fever (ASF), yang terkonfirmasi masuk ke Indonesia sejak Desember 2019. Setelah sebelumnya memasuki Vietnam pada Februari 2019 dan mulai menyebar hingga Kamboja, Laos, Philipina, Myanmar, Timor Leste dan akhirnya masuk ke Indonesia.

Lihat juga...