Profesi Belantik di Lampung Masih Menjanjikan
Editor: Koko Triarko
Selain itu, belantik kambing menjadikan peluang untuk membawa barang muatan. Keberadaan jalan tol Sumatra mempercepat waktu tempuh. Ia bisa tiba ke pelabuhan Bakauheni dan menyeberang ke Cilegon dengan kapal.
Profesi sebagai belantik membuat ia bisa penghasilan untuk keluarga. Ia bahkan bisa membayar cicilan kredit kepemilikan kendaraan dari keuntungan jual beli kambing.
Manfaatkan peluang, belantik kambing dan sapi, Tubik, mulai menjual ternak untuk kebutuhan hewan kurban. Hari Raya Iduladha 1442 H pada 20 Juli mendatang mulai dilirik olehnya dengan menyiapkan hewan kurban.
Ia memilih melakukan profesi jual beli ternak skala lokal. Pasalnya, modal yang dimiliki masih terbatas. Belantik antarpulau butuh modal lebih besar untuk distribusi dan operasional.
“Selama ini usaha jual beli ternak memenuhi permintaan lokal, yang penting lancar dan berkelanjutan,” ulasnya.
Kebutuhan daging sapi untuk konsumsi menjadi peluang bagi Sukirman, pedagang di pasar Gudang Lelang, Bandar Lampung. Sehari ia bisa menyediakan satu ekor sapi dengan harga beli sekitar Rp20juta. Satu ekor dijual secara terpisah dengan kerabatnya yang berjualan di lokasi berbeda. Ia memenuhi permintaan konsumen rumah tangga dan usaha kuliner.
Harga daging sapi mencapai Rp130.000 hingga Rp140.000 per kilogram. Sebagai pedagang daging sapi, ia mengandalkan pasokan dari belantik dan rumah potong hewan.
“Keberadaan usaha penjualan daging sapi memperlancar usaha bakso, kuliner rendang dan sate di sejumlah warung makan,” katanya.