Profesi Belantik di Lampung Masih Menjanjikan

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Profesi sebagai perantara jual beli ternak atau belantik, masih dijalankan sebagian orang. Profesi yang biasanya turun-temurun ini banyak dilakukan di banyak daerah, tak kecuali di Lampung.

Sutikno, salah satu blantik, warga Desa Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu, Lampung, mengaku menekuni profesi jual beli ternak sapi, kambing dan kerbau, sejak belasan tahun silam.

Menurutnya, profesi belantik menjadi warisan usaha keluarga dan ia telah menjadi generasi ke tiga dari sang kakek. Profesi belantik menurutnya semula hanya memenuhi permintaan ternak untuk kebutuhan usaha kuliner di wilayah Lampung. Namun seiring mudahnya akses transportasi, ia mulai merambah pasar pulau Jawa yang terjangkau. Usaha kuliner sate dan sup, menjadi pelanggan tetap untuk dikirim setiap dua pekan.

Ia mengatakan, peluang usaha sebagai belantik, butuh strategi dan relasi yang baik. Semula Sutikno hanya melayani sejumlah pemilik usaha kuliner di sekitar Pringsewu, Pesawaran dan Bandar Lampung. Namun adanya komunitas usaha kuliner dan peternakan yang terkoneksi dengan grup WhatsApp, dimaksimalkan olehnya. Permintaan bisa mencapai 30 ekor setiap dua pekan.

“Profesi belantik yang saya tekuni menjadi sumber usaha untuk keluarga, namun juga memberi peluang untuk usaha penggemukan ternak yang ditekuni oleh petani dengan margin keuntungan ratusan ribu hingga jutaan rupiah sesuai ternak yang dijual,” terang Sutikno, saat ditemui Cendana News, Selasa (29/6/2021).

Sukirman, pedagang daging sapi di pasar Gudang Lelang, Bumi Waras, Bandar Lampung mendapat permintaan daging sapi dengan harga Rp140.000 per kilogram, Selasa (29/6/2021). -Foto: Henk Widi
Lihat juga...