Minimalisir Pencemaran Laut, Kerang Hijau Tetap Sehat Dikonsumsi

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Bahan tradisional itu berupa bambu, kayu, tali dan ban karet. Ia juga menyebut pernah memanen kerang hijau yang menempel pada kapal tongkang karam, namun imbasnya pusing dan mual.

Edukasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan sebutnya menjaga kualitas kerang hijau dan rumput laut. Pemahaman akan kesehatan pada produk kerang hijau dan rumput laut di antaranya potensi gangguan penyakit kanker, penyakit degeneratif non kanker.

Selama produk hasil laut terjaga dari bahan pencemar konsumsi kerang hijau dan rumput laut bisa di terhindar dari penyakit.

“Kesehatan dari konsumsi produk kelautan tentunya jadi perhatian untuk menghindari penyakit,” ulasnya.

Amran Hadi bilang sebelum dijual, daging kerang hijau akan direbus. Proses perebusan sebutnya akan meluruhkan zat zat pencemar pada kerang.

Sementara pada produk rumput laut eucheuma spinosum dilakukan pengeringan sistem fermentasi. Kualitas produk makanan yang sehat sebutnya jadi cara bagi pembudidaya tetap mendapatkan konsumen.

Artiani, salah satu wanita pembudidaya kerang hijau menyebut area perairan bebas kandungan logam berat.

Artiani, salah satu warga memisahkan kerang hijau untuk dibersihkan hasil panen di pantai Desa Legundi, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan, Jumat (18/6/2021) – Foto: Henk Widi

Area yang berada jauh dari lokasi pabrik dan bahan pencemar cukup mendukung budidaya. Kerang hijau yang memiliki sifat menyaring apapun yang masuk ke dalam tubuhnya. Paparan pencemaran bisa diminimalisir selama warga menjaga kebersihan perairan.

“Pola budidaya yang baik dan benar telah dilakukan untuk menghasilkan produk kerang hijau yang sehat,” ulasnya.

Lihat juga...