Meriam Kuno dari Zaman Portugis di Desa Sikka Masih Dilestarikan

Editor: Koko Triarko

MAUMERE – Berkunjung ke Desa Sikka di Kecamatan Lela, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, tak hany bisa mengunjungi gereja tua Sikka, namun juga bisa menyaksikan berbagai peninggalan zaman dahulu yang masih dipelihara.

“Di depan pendopo pastoran, ada sepasang meriam kuno. Meriam ini sejak 2016 diletakkan di depan pintu masuk pendopo pastoran,” kata Honorarius Quintus Ebang, warga Desa Sikka, Kecamatan Lela, Minggu (27/6/2021).

Intus, sapaannya, mengatakan sepasang meriam kuno ini dibawa oleh Pastor Francisco Damato,OP dari Malaka pada 1629 seperti yang tertera dalam sejarah di gereja Sikka.

Ia mengatakan,meriam ini dulu hanya diletakkan di bagian kolong pendopo rumah pastoran yang merupakan rumah panggung, dan dipindahkan oleh anak muda ke pintu masuk bagian barat pastoran.

“Anak-anak muda didukung oleh pastor paroki dan umat, memindahkan meriam ini, dan diletakkan di atas tembok ke dua sisi pintu masuk pendopo pastoran di sebelah barat,” ujarnya.

Selain meriam, kata Intus, ada juga sebuah sumur tua yang berada di ujung timur Kampung Sikka, yang digali sejak zaman Portugis dan airnya pun sampai saat ini masih dipergunakan warga.

Pada bagian depan gereja bagian utara terdapat kapel Senhor, sementara bagian selatan terdapat sumur tua yang selesai dikerjakan pada 1 Desember 1969 oleh pater Musinski, Superior General (Supgen) ordo SVD.

“Bangunan rumah pastoran berdinding kayu jati dengan panjang sekitar 20 meter dan lebar sekitar 6 meter, mempunyai kaca jendela yang masih asli seperti dulu,” ujarnya.

Sejarawan dan budayawan Sikka, Gregorius Tamela Karwayu, menjelaskan ada salah satu patung yang juga merupakan peninggalan bangsa Portugis di Kampung Sikka, yakni patung Menino Jesus.

Lihat juga...