Pedagang di Bali Diminta Gunakan Kemasan Aman Bagi Kesehatan

DENPASAR – Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali, Putri Suastini Koster, meminta para pedagang  menggunakan kemasan yang aman bagi kesehatan sehingga tidak berbahaya ketika makanan dikonsumsi.

“Saya lihat dari kemasan sudah mulai ada kemajuan, rata-rata dibuat lebih menarik,” kata Putri Koster, saat membuka Pasar Rakyat Pemprov Bali di depan Kantor Gubernur Bali di Denpasar, Jumat (7/5/2021).

Usai menyambangi seluruh stan pameran di Pasar Rakyat itu, ia menilai pelaku IKM/UMKM Bali makin peduli terhadap kemasan produk.

“Silakan saja buat kemasan yang unik dan semenarik mungkin, tetapi harus tetap memperhatikan faktor kepantasan dan kesehatan, agar tidak membahayakan bagi tubuh saat makanan itu dikonsumsi,” ucap istri Gubernur Bali itu.

Terkait kemasan aman, salah satu yang menarik perhatiannya adalah stan yang menjual tipat cantok dan rujak. Bermaksud mengemas barang dagangannya agar terlihat menarik, si pedagang menempatkan ketupat pada bokor berbahan fiber.

Melihat hal itu, Putri Koster menyarankan agar sebaiknya ketupat ditempatkan pada wadah berbahan anyaman bambu yang dialasi daun pisang. Sebab, ia khawatir ketupat yang kontak langsung dengan bahan fiber dan cat akan berdampak pada kesehatan konsumen.

Selain soal kemasan, dia juga mendorong pelaku IKM/UMKM terus mengasah kemampuan agar bisa menghasilkan olahan pangan dengan cita rasa yang bisa memenuhi selera konsumen.

“Jadi, bukan hanya kemasannya saja yang dipercantik, rasa juga harus diperhatikan,” ujar Ketua TP PKK Provinsi Bali itu.

Putri Koster juga menyinggung dampak pandemi yang sangat dirasakan oleh pelaku IKM/UMKM Bali, karena penerapan protokol kesehatan yang membatasi mobilitas warga, sebagian pelaku IKM/UMKM harus berjualan dari rumah dan tak bisa menyapa konsumen secara langsung.

Lihat juga...