Menyusuri Jejak Wisata Kampung Pelangi di Semarang
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Memang seharusnya dicat ulang, diperbaiki, namun karena ini semuanya swadaya, kita hanya mengandalkan dari pemasukan pengunjung. Namun karena pademi, wisatawan dibatasi, pemasukan tidak ada, sehingga perawatannya pun hanya sekedarnya. tergantung dari pemilik rumah masing-masing,” tambahnya.
Pihaknya pun berharap, ada bantuan dari pemerintah Pemkot Semarang maupun pihak swasta, dalam merevitalisasi kembali kampung tersebut, sehingga kembali cantik dan memikat para wisatawan.
Di lain sisi, meski sudah dimakan usia, sisa-sisa kejayaan Kampung Pelangi tetap masih nampak. Mural-mural karya para seniman Semarang dan sekitarnya, masih tetap indah dipandang meski sebagian sudah ada yang pudar.
“Sudah beberapa kali saya berkunjung ke Kampung Pelangi ini. Dulu sewaktu belum pandemi selalu ramai, bahkan sampai antre. Kini karena adanya pandemi dan dibatasi, jadi sepi. Namun, keindahannya masih terlihat,” papar Muhammad Amim, salah seorang pengunjung.

Dirinya mengaku tertarik berkunjung ke Kampung Pelangi, untuk melihat kembali salah satu kampung, yang terletak di pusat Kota Semarang tersebut.
“Masih banyak mural yang bagus, temanya juga menarik, yang masih terjaga. Meski sudah tidak semeriah dulu, namun tetap menarik untuk dikunjungi,” tandasnya.
Dipaparkan, untuk berkunjung ke Kampung Pelangi pun tidak dipungut biaya alias gratis.