Menyusuri Jejak Wisata Kampung Pelangi di Semarang

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

SEMARANG – Nama desa wisata Kampung Pelangi Kota Semarang, sudah mendunia. Coba ketik nama kampung tersebut di mesin pencari online, niscaya sederet informasi segera muncul lengkap dengan foto bangunan warna-warni bak pelangi.

Keindahan kampung warna-warni Semarang ini, juga mampu menyedot perhatian wisatawan asing. Tercatat sudah ada wisatawan dari 22 negara di dunia, yang berkunjung ke kampung yang terletak di Jalan DR Sutomo Randusari, Kota Semarang tersebut.

Setiap hari, terutama pada akhir pekan, ratusan bahkan mungkin ribuan wisatawan rela antre, untuk bisa wisata selfie di kampung tersebut. Ya, dengan ornamen-ornamen dan lukisan mural yang tertata apik di sepanjang jalan kampung, wisatawan bisa berfoto selfie sepuasnya.

Termasuk menyesuaikan gaya apa yang akan dipilih ketika berfoto, seiring dengan pilihan tema di setiap lukisan mural.

Namun kondisi saat ini, bertolak 180 derajat, pandemi covid-19 yang menghantam dunia pariwisata di dunia, juga berimbas pada kampung wisata yang diresmikan pada 18 Mei 2017 lalu tersebut.

“Kondisi pandemi memaksa kita untuk membatasi jumlah pengunjung. Berbeda dengan obyek wisata lainnya, karena disini merupakan kampung tempat tinggal, jadi tidak bisa ditutup, namun memang dibatasi,” papar Ketua Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Kampung Pelangi, Slamet Widodo, saat ditemui di lokasi tersebut, Minggu (30/5/2021).

Minimnya jumlah pengunjung, berimbas pada perawatan kampung tersebut, khususnya dalam menjaga agar tetap berwarna. Seiring waktu, cat tembok pada rumah-rumah penduduk yang ada disana mulai pudar, termasuk mural yang ada pun mulai usang dimakan waktu.

Lihat juga...