Pemilihan Komoditas Tepat, Cara Petani Lamsel Maksimalkan Lahan Kering
Editor: Makmun Hidayat
Wartinah, salah satu petani di Desa Bangunrejo menyebut memilih menanam kacang tanah. Pasokan air dari sungai Way Gelam menjadi sumber pengairan untuk menanam kacang tanah. Penanaman kacang hijau sebutnya tidak memerlukan air yang banyak dibandingkan dengan menanam padi. Sumber air untuk penanaman dilakukan dengan memakai mesin sedot.
Budidaya kacang tanah menurut Wartinah pada lahan kering cukup mudah. Tanpa harus melakukan pengolahan lahan dengan traktor ia bisa menggemburkan tanah memakai cangkul. Setelah proses penggemburan dengan cangkul penanaman benih kacang dilakukan sistem tebar benih langsung (tabela). Kacang tanah bisa dipanen setelah tiga bulan.
“Kacang tanah banyak diminati sebagai bahan pembuatan peyek dan bumbu pecel sehingga selalu dibutuhkan pasar,” bebernya.
Pemanfaatan lahan kering dilakukan oleh Umar Said setelah pemanenan padi. Padi varietas IR64 sebut petani di Desa Tanjungheran, Kecamatan Penengahan merupakan hasil panen saat masa tanam musim rendengan. Saat masa panen ia mengaku memasuki musim tanam gadu. Dampaknya bagi petani yang memanen mendapatkan hasil gabah kering panen (GKP) dengan kadar air rendah.
Umar Said menyebut memanfaatkan aliran Sungai Way Pisang untuk kebutuhan lahan sawah. Saat musim tanam ketiga ia berencana menanam timun dan tomat. Pemanfaatan lahan kering dengan memaksimalkan pasokan air akan tetap memberi hasil. Mempercepat proses pembersihan lahan ia menumpuk jerami yang difermentasi dengan kotoran sapi menjadi pupuk kompos.