Pemilihan Komoditas Tepat, Cara Petani Lamsel Maksimalkan Lahan Kering
Editor: Makmun Hidayat
LAMPUNG — Masa tanam ketiga (MT3) berimbas sebagian lahan di wilayah Lampung Selatan menjadi lahan kering. Sumiran, petani di Desa Karangsari, Kecamatan Ketapang menyebut memilih komoditas kacang hijau.
Tanaman hortikultura itu ditanam imbas lahan kering yang sulit mendapatkan pasokan air irigasi. Sumber air bersih sebutnya diperoleh dengan sistem pompa dari sungai dan embung.
Pemilihan komoditas tepat jenis kacang hijau sebut Sumiran menyesuaikan permintaan. Tanaman kacang hijau ditanam olehnya memperhitungkan panen sebelum ramadan. Komoditas kacang hijau yang bisa dipanen 60 hingga 80 hari. Kebutuhan kacang hijau menurutnya banyak diminati saat ramadan untuk membuat bubur, campuran kolak.
Lahan kering yang sebelumnya merupakan sawah untuk menanam padi hanya digarap kala penghujan (rendengan). Saat masa tanam kemarau (gadu) dengan keterbatasan pasokan air mendorong petani memilih tanaman toleran panas. Hasilnya ia masih bisa mendapat sebanyak 200 kilogram kacang hijau kering panen. Dijual seharga Rp15.000 membuatnya mendapat Rp3juta.
“Dibandingkan dengan tidak dimanfaatkan lahan kering dengan tata kelola air efektif bisa tetap menghasilkan komoditas yang bisa dipergunakan untuk kebutuhan keluarga serta dijual,” ungkap Sumiran saat ditemui Cendana News, Senin (12/4/2021).
Sumiran menyebut efesiensi penggunaan air pada lahan kering dilakukan dengan sistem kocor. Selang yang dialirkan melalui proses penyedotan dengan mesin. Kebutuhan air untuk tanaman kacang hijau sebutnya bisa diminimalisir dengan penggunaan pupuk orgnanik. Pupuk organik dari kompos, kotoran hewan akan mempertahankan tingkat kegemburan tanah.