Warga Lamsel Optimalkan Pemanfaatan Sampah Berkelanjutan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Proses pemanfaatan kemasan minyak goreng sebut Suyatinah cukup sederhana. Plastik kemasan akan dipotong pada bagian atas, diberi lubang sebagai pori-pori air.
Penggunaan media tanam dengan pupuk akan menyuburkan sayuran yang ditanam. Perawatan sayuran memakai media tanam bekas kemasan plastik sebutnya sekaligus menghemat pengeluaran.
“Saat ini tren menanam sayuran sistem hidroponik tapi instalasinya mahal sehingga bekas kemasan plastik bisa dimanfaatkan,” tegasnya.
Sang anak, Lisdaryanti memilih menggunakan gelas plastik untuk menanam sayuran. Selain memakai media tanam tanah ia juga menerapkan sistem kombinasi.
Pola tanam memakai sumbu yang diberi air akan memudahkan penyiraman. Berbagai jenis sayuran kangkung, sawi, bayam dan selada berhasil dikembangkannya. Sistem penanaman memakai gelas plastik bisa menjadi sarana edukasi bagi anak anak.
“Saat masa pandemi Covid-19 aktivitas bercocok tanam sayuran bisa dilakukan bersama anak sekaligus mengedukasi pemanfaatan limbah plastik,” cetusnya.
Hasil panen sayuran sawi sebutnya dipastikan organik. Pasalnya ia tidak memakai bahan kimia untuk pemupukan.
Saat musim penghujan sistem penanaman dengan gelas plastik sebutnya lebih efektif. Sebab penanaman dengan sistem gantung meminimalisir tanaman terkena hujan. Penanaman memanfaatkan gelas air minum membuat ia bisa mereduksi sampah plastik di lingkungan rumah.
Warga di desa yang sama, Leginah, mengaku memanfaatkan bekas ember cat dan kemasan plastik untuk tanaman lada perdu.
Tanaman bumbu yang bisa dikembangkan pada media terbatas masih menghasilkan secara ekonomis. Ia menanam puluhan tanaman lada perdu dengan kombinasi memakai polybag, bekas ember plastik. Memanfaatkan pupuk organik ia bisa mendapat hasil bumbu dapur.