Warga Kawasan TPA Burangkeng Keluhkan Minimnya Perhatian Pemerintah

BEKASI – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng, telah bertahun-tahun overload. Para pejabat silih berganti datang dan memberi komentar, namun tak mengubah kondisi. Tempat pembuangan sampah se-Kabupaten Bekasi itu hingga kini tetap terlihat kumuh dan tidak tertata apik.

Bahkan, kondisi lingkungan di sekitar TPA Burangkeng yang kumuh, gersang, banyak lalat, masih menjadi pemandangan sehari-hari. Hal itu dampak dari lokasi desa Burangkeng yang dijadikan tempat pembuangan akhir sampah milik Pemkab Bekasi.

“Kami tidak keberatan jika desa kami dijadikan sebagai penampung sampah se-kabupaten Bekasi, namun desa kami seharusnya diutamakan dalam berbagai sisi, baik di sisi SDA dan SDM,” ungkap Carsa Hamdani, ketua komunitas pemuda  setempat yang bergerak di bidang lingkungan, Rabu (31/3/2021).

Pemuda peduli lingkungan setempat menamakan diri sebagai Peduli Lingkungan alias Prabu, selama ini mengaku belum ada kepedulian dari pemerintah terhadap lingkungan yang dijadikan tempat pembuangan sampah akhir tersebut. Mereka menilai, banyak pejabat seperti anggota dewan yang hadir hanya sebagai ajang pencitraan.

Carsa Hamdani, Ketua Prabu di Burangkeng, kecamatan Setu, Bekasi, Rabu (30/3/2021). –Foto: M Amin

Menurut Carsa Hamdani, berbagai tekanan dilontarkan para anggota dewan atau lainnya melalui pemberitaan. Tapi, tidak ada perubahan apa pun bagi lingkungan, apalagi dalam pengelolaan TPA Burangkeng itu sendiri.

Dikatakan, peran berbagai stakeholders untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan masyarakat harusnya bisa direalisasikan segera dari berbagai lintas sektor. Mulai dari masalah penghijauan, pendidikan, infrastruktur, dan kondisi sosial ekonomi, kearifan lokal masih banyak yang belum tersentuh.

Lihat juga...