Adaptasi Jadi Hal Penting Hadapi Perubahan Iklim
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Kapus Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG, Dr. Ardhasena Sopaheluwakan, menyatakan perubahan iklim sudah terjadi dan tidak ada pilihan selain melakukan adaptasi pada perubahan iklim tersebut. Hal ini penting, karena perubahan iklim menciptakan kerugian besar secara ekonomi.
Ardhasena Sopaheluwakan menyatakan, jika membandingkan dari semua bencana yang terjadi, maka bencana hidrometeorologi memang tidak banyak memakan korban dibandingkan bencana geofisika.
“Tapi secara nilai ekonomi, tingkat kerugiannya bisa berlipat ganda. Dan, untuk menghadapi bencana akibat perubahan iklim ini, cara satu-satunya hanyalah membangun kesiapsiagaan berbasis data iklim, yang digabungkan dengan data lintas sektor untuk menghasilkan output paling tepat dalam perencanaan dan kebijakan,” kata Ardhasena, saat dihubungi, Rabu (31/3/2021).
Sebagai bahan perbandingan, ia menyampaikan data kerugian ekonomi bencana geofisika 2018 dengan data bencana hidrometeorologi 2015.
“Tercatat tingkat kematian, korban cedera maupun jumlah penduduk yang harus direlokasi pada bencana hidrometrologi itu lebih sedikit dibandingkan bencana geofisika. Tapi secara nilai ekonomis, hidrometrologi mencatat hingga 25 miliar Dollar Amerika atau sekitar 2 persen dari GDP pada 2015. Sangat jauh berbeda dengan total bencana di Lombok, Sulawesi dan Selat Sunda yang terjadi pada 2018, hanya sekitar 3 miliar Dollar Amerika,” ucapnya.
Apalagi, tiga laporan penting terkait iklim, yaitu State of the Climate, Future Climate dan Global Risk Analysis yang dikeluarkan tiap awal tahun menyatakan, bahwa perubahan iklim tiap tahun menunjukkan tren meningkat.