Seperti Ini Berbagai Upaya Atasi Banjir di Kota Semarang
Editor: Koko Triarko
Sementara, Ketua Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Jateng Prof. Dr. Ir. Sriyana, saat dihubungi menjelaskan, untuk mengatasi banjir di Kota Semarang, perlu kolaborasi pengelolaan DAS oleh semua pihak.
“Dari kejadian banjir di Kota Semarang, yang terjadi dari 2009-2021, penyebabnya karena beberapa hal. Mulai dari curah hujan tinggi, luapan sungai, limpasan talud, sampah yang memenuhi sungai dan gorong-gorong atau saluran air, gelompang pasang hingga rob,” terangnya.
Untuk mencegah hal tersebut terjadi, guru besar Teknik Sipil Undip ini mendorong dilakukan prinsip-prinsip pendekatan DAS.
“Pengelolaan DAS melalui pendekatan ekosistem secara terpadu, akan menjaga keberlanjutan sumber daya yang ada di dalam DAS, dengan melakukan konservasi yang seimbang, baik kuantitas air, tanah, vegetasi, dan sumber daya alam lainnya, sehingga mengurangi atau menghindari dampak negatif pada bagian hilir, termasuk banjir,” terangnya.
Termasuk melibatkan pemerintah desa atau kelurahan, dalam mengintegrasikan pengelolaan DAS dengan kebijakan program pemerintah desa atau kelurahan tersebut.
“Dengan melibatkan pemerintah desa atau kelurahan, yang wilayahnya mencakup DAS, dengan harapan makin membumi, masyarakat punya rasa memiliki tinggi, bahwa kondisi baik atau buruk wilayah desa adalah tanggung jawabnya,” lanjutnya.
Dipaparkan, dengan pendekatan pengelolaan DAS berbasis DAS desa, selain dana rutin setiap tahun dari dana desa tersedia, penanganan DAS di bagian hulu juga terlaksana, sehingga dapat mengurangi konflik dengan bagian hilir.
“Ini penting, karena kita membangun kesadaran masyarakat. Tidak hanya sekadar memperbaiki infrastruktur, namun juga membangun kesadaran dalam menjaga lingkungan DAS, dalam upaya mencegah terjadinya bencana banjir,” pungkasnya.