Desa Tahan Iklim, Kurangi Risiko Perubahan Iklim
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Pembentukan desa model tahan iklim diyakini dapat mengurangi risiko perubahan iklim. Dimana dalam pengembangannya masyarakat desa dibimbing dengan inovasi dan kreatif membangun lingkungannya dalam segala aspek adaptasi iklim.
Koordinator Umum Jaringan Masyarakat Tani Indonesia (JAMTANI), Kustiwa S. Adinata, mengatakan, perubahan iklim adalah tantangan terbesar umat manusia di abad 21 ini. Dimana petani kecil di Indonesia yang paling terpengaruh oleh dampak perubahan iklim.

Menurutnya, perubahan iklim memiliki efek yang merusak sektor pertanian, dimana kejadian serangan hama yang menyerang tanaman semakin meningkat. Fenomena iklim seperti El Nino dan La Nina yang menjadikan pola curah hujan dan intensitas bencana alam kerap terjadi.
Seperti banjir, tanah longsor, dan kekeringan berdampak langsung pada kehidupan dan mata pencaharian masyarakat.
“Solusi perbaikan iklim, kami mendukung masyarakat Indonesia mengubah desanya jadi desa model tahan iklim,” ujar Kustiwa, pada webinar tentang perubahan iklim di Jakarta yang diikuti Cendana News, Rabu (17/2/2021).
Menurutnya, tujuan dari dibentuknya desa model tahan iklim adalah mengembangkan masyarakat yang harmonis dengan solusi inovatif dan kreatif yang dibangun di atas pengetahuan lokal dan ilmu adaptasi iklim.
Kemudian menjadi wadah pembelajaran bagi warga desa tersebut, dan juga masyarakat lainnya dalam segala aspek adaptasi iklim, pengurangan risiko iklim, dan mitigasi gas rumah kaca.