Petani di Lamsel tak Nikmati Kenaikan Harga Cabai
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Sejumlah petani di Lampung Selatan, mengaku tak menikmati kenaikan harga cabai di pasaran. Sebaliknya, petani saat ini justru mengalami penurunan produksi lantaran hujan menyebabkan cabai mengalami busuk buah.
Sumirah, petani cabai di Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni , menyebut faktor kelangkaan menjadi penyebab harga cabai masih tinggi. Namun, petani mengalami kendala saat panen memasuki musim penghujan yang menyebabkan kerontokan dan busuk buah.
Menurut Sumirah, petani seringkali mengalami dilema. Di saat harga jual cabai tinggi, namun petani memiliki stok terbatas. Ratusan batang tanaman cabai jenis caplak, rawit dan keriting yang ditanam secara tradisional, sebagian mengalami busuk buah. Pada kondisi normal, hasil panen bisa mencapai dua kuintal per pekan. Kini, hasil panen hanya puluhan kilogram saja.

Harga cabai sebut Sumirah pada level petani yang dijual ke pengepul sebutnya masih berkisar Rp35.000. Disparitas harga pada level pedagang sebutnya dipengaruhi oleh cuaca dan distribusi yang terhambat. Sebagian petani memilih melakukan penjualan langsung ke pasar tradisional bersama komoditas sayuran lain. Cara tersebut dilakukan untuk mendapatkan keuntungan berlipat.
“Bagi petani yang masih mengandalkan pengepul, pastinya hanya akan mendapat harga dasar. Saya kerap menjual langsung ke pasar selama harga cabai naik,” terang Sumirah, saat ditemui Cendana News, Senin (18/1/2021).