BATAN Miliki 14 Varietas Kedelai Unggul

Editor: Koko Triarko

JAKARTA – Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) terus melakukan penelitian selama 41 tahun dengan memanfaatkan teknologi nuklir, untuk menemukan varietas kedelai yang memiliki masa panen pendek dan ketahanan pada hama penyakit. Kini, tercatat 14 varietas unggul sudah tercipta dan siap mendukung pemerintah menuju kemandirian kedelai.

Deputi Pendayagunaan Teknologi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Totti Tjiptosumirat, menyatakan riset terkait kedelai ini sudah dilakukan sejak lama.

Deputi Pendayagunaan Teknologi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Totti Tjiptosumirat, saat menjelaskan tentang varietas kedelai hasil penelitian BATAN, dalam acara HIMNI, Senin (18/1/2021). -Foto: Ranny Supusepa

“Sudah dari 1977, BATAN melakukan perbaikan varietas kedelai dengan teknik mutasi radiasi. Waktu itu dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang dialami oleh varietas lokal Guntur. Dan hingga kini, sudah ada 14 varietas kedelai yang umumnya bersifat genjah, produktivitas tinggi dan tahan hama maupun penyakit,” kata Totti dalam diskusi online kedelai yang digelar oleh HIMNI, Senin (18/1/2021).

Ia memaparkan, pertama kali BATAN mengeluarkan varietas unggul kedelai pada 1987, yaitu Muria yang memiliki masa panen pada umur 83-88 hari dengan jumlah produksi 1,8 ton dan cukup tahan karat daun.

“Lalu, diikuti dengan Tengger, Meratus, Rajabasa, Mitani, Mutiara 1, Gamasugen 1 dan 2, Mutiara 2 dan 3, yang merupakan varietas kedelai hitam, Kemuning 1 dan 2 serta yang baru saja di bulan Desember lalu adalah Sugentan 1 dan 2 yang sangat genjah dengan masa panen 68 dan 67 hari,” urainya.

Lihat juga...