Untungnya Beternak Lalat Tentara
Editor: Koko Triako
MALANG – Black Soldier Fly (BSF) yang memiliki nama latin (Hermetia illucens), merupakan lalat tentara yang memiliki segudang manfaat bagi manusia. Tidak hanya bernilai ekonomis, lalat BSF terbukti bisa menjadi salah satu solusi menyelesaikan permasalahan sampah, khususnya sampah organik.
Karena manfaatnya tersebut, kini lalat BSF mulai dibudidayakan Farid Rahman, salah satu warga desa Tambakasri, kecamatan Tajinan, kabupaten Malang. Terhitung, sudah sekitar dua tahun lebih Farid menekuni budi daya BSF.
“Awalnya saya belajar sendiri melalui media sosial. Baru setelah itu ada orang Bandung yang membantu membimbing, yang memang sudah berpengalaman beternak BSF,” ujarnya kepada Cendana News, saat ditemui di rumahnya, Senin (18/1/2021).

Diceritakan Farid, di awal beternak, pada saat itu di Malang masih cukup sulit untuk mendapatkan bibit BSF dan mendapatkan informasi tentang budi daya BSF. Kalau pun ada yang menjual bibitnya, harganya mahal dan mereka tidak mengizinkan untuk datang langsung ke kandangnya untuk belajar.
“Jadi saya akhirnya beli bibit dari Bogor, kemudian saya budidayakan sendiri,” akunya.
Menurut Farid, siklus hidup lalat BSF berbeda dengan siklus lalat hijau pada umumnya, karena fase lalatnya lebih singkat dari fase larvanya atau Maggot. Jadi, setelah terjadi perkawinan antarlalat BSF, maka lalat jantan akan mati. Sedangkan lalat betina 2-3 hari setelah kawin akan bertelur, dan kemudian mati.
“Pada saat menjadi lalat ini mereka tidak makan, tapi hanya kawin dan bertelur kemudian mati. Kalau mereka tidak kawin dan tidak bertelur, usia 12 hari mereka tetap akan mati. Jadi, usia maksimal lalat BSF hanya 12 hari, setelah itu mereka mati,” terangnya.