Produsen Perahu Tradisional di Lamsel Terkendala Kayu Berkualitas
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Romy menyebut produsen perahu atau lebih tepatnya tukang kayu pembuatan perahu sangat dibutuhkan nelayan. Bagian-bagian yang pokok untuk konstruksi perahu meliputi lunas, gading, katir, badan perahu atau lambung, rumah mesin, songgo layar, tempat duduk. Semua bagian perahu itu memanfaatkan kayu jati, pule, laban sesuai dengan ketersediaan bahan yang ada.
Pasokan kayu berkualitas untuk pembuatan perahu kerap didatangkan dari wilayah lain. Pasokan terbanyak dari wilayah Lampung Barat dan Pesisir Barat. Pelaku usaha jual beli kayu bahan perahu kerap memanfaatkan peluang kebutuhan nelayan di wilayah pesisir. Berbagai jenis kayu yang memiliki tingkat keawetan tinggi akan semakin mahal.
“Nelayan akan melakukan kombinasi penggunaan kayu untuk penghematan, namun paling pokok kayu berkualitas pada bagian lambung dan lunas,” bebernya.
Pembuat perahu lain bernama Sutikno, warga Desa Totoharjo, Kecamatan Bakauheni mengaku memilih kayu nangka. Jenis kayu nangka memiliki serat memanjang dan berlapis. Kayu tersebut kerap diburu pembuat perahu karena tidak perlu melakukan penyambungan. Kombinasi penggunaan kayu jenis lain berupa jati, laban hingga kayu mahoni.
Penggunaan kayu jati pada bagian lunas menurutnya untuk menahan benturan. Sebab perahu nelayan kerap terbentur batu karang, ombak dan pasir saat akan disandarkan. Satu perahu dengan ukuran 12 meter yang dikonstruksi dari tahap awal bisa menghabiskan uang Rp6 juta. Biaya itu belum termasuk pengecatan, penambahan katir dan mesin.
“Modal usaha berupa alat tangkap perahu, mesin hingga jaring dan pancing bisa mencapai belasan juta untuk usaha mencari ikan,” bebernya.