Menghidupkan Hati yang Mati

OLEH: HASANUDDIN

HATI yang mati, tidak memiliki lagi fungsinya untuk menerangi manusia, sehingga manusia yang mati hatinya, tidak lagi memiliki kemampuan membedakan mana yang benar, mana yang keliru. Mana yang kebenarannya berubah-ubah, dan bersifat sesaat, mana yang kebenarannya tidak berubah dan bersifat kekal.

Hati yang mati disebabkan karena seseorang berperilaku thaghut (menyembah selain Allah). Mempertuhankan makhluk ciptaan Allah. Sebab itulah, amat penting bagi seorang muslim untuk menjauhi perilaku thaghut ini. Allah swt berfirman:

وَالَّذِينَ اجْتَنَبُوا الطَّاغُوتَ أَنْ يَعْبُدُوهَا وَأَنَابُوا إِلَى اللَّهِ لَهُمُ الْبُشْرَى فَبَشِّرْ عِبَادِ (17) الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ وَأُولَئِكَ هُمْ أُولُواْ الألْبَابِ (18) }

“Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (serta) tidak menyembahnya, dan hanya menyembah Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku, yang mendengarkan perkataan, lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal” (QS. Az-Zumar (39):17-18).

Dengan tidak berperilaku thaghut, manusia akan senantiasa dituntun oleh Allah swt, melalui para nabi dan rasul-Nya. Sebaliknya, mereka yang bereprilaku thaghut, akan tersesat jauh dari menerima petunjuk Allah dan rasul-Nya.

اللَّهُ نزلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ (23) }

Lihat juga...