Butuh Modal, Pelaku Usaha Berjuang Peroleh Banpres UMKM
Editor: Makmun Hidayat
Veronica Sundari berharap pihak terkait terutama Dinas Koperasi dan UMKM bisa menilai kelayakan usahanya. Sembari melakukan proses pendaftaran ia mengaku tetap melakukan produksi kue kering. Permintaan kue kering yang sebelumnya mencapai ratusan kilogram alami penurunan selama masa pandemi Covid-19.
“Berkurangnya warga yang melakukan hajatan, berkurangnya permintaan dari toko oleh oleh mempengaruhi permintaan pembuatan kue,” bebernya.
Tambahan modal untuk usaha sebutnya sangat diperlukan untuk pengembangan usaha selama masa pandemi. Terlebih dalam proses produksi kue ia kerap membutuhkan tambahan tenaga kerja. Upah bagi tenaga kerja kerap akan dibayar dari hasil penjualan kue yang telah dibuat. Ia menyayangkan usahanya yang telah berjalan belasan tahun tidak tersentuh bantuan.
Selama melakukan produksi kue kering Veronica Sundari memberdayakan warga sekitar. Kue kering yang dibuat meliputi keripik singkong, keripik pisang,kue babon, semprong, jipang,nastar dan kue kering lain. Permintaan dari pelanggan sebutnya masih dominan berasal dari warga yang akan melakukan acara hajatan.
“Masih ada pesanan namun jumlahnya lebih sedikit dibanding dengan sebelum pandemi Covid-19,” cetusnya.
Siti, salah satu pekerja yang didampingi Nining menyebut tanpa adanya pesanan pembuatan kue kerap terhenti. Selama pandemi Covid-19 pembuatan kue kering ikut terdampak dengan sepinya permintaan. Peluang membuat kue untuk pesanan sejumlah toko oleh oleh sebutnya mulai berkurang. Sebab saat libur panjang Maulid Nabi Muhammad dan cuti bersama tidak mempengaruhi penjualan oleh oleh.
Program pemberdayaan bagi kelompok wanita usaha kecil melalui desa sebutnya masih minim. Program Banpres UMKM yang sebagian diberikan melalui pemilik rekening BRI sebutnya hanya diperoleh bagi yang memenuhi syarat. Ia juga berharap pandemi Covid-19 segera berakhir dan sektor usaha kecil pembuatan kue bisa berjalan normal.