Tarik Paus Mati di Laut, Nelayan Sikka Harapkan Bantuan

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

MAUMERE — Seorang nelayan di Kampung Wuring mengaku mengalami kerugian bahan bakar dan waktu melaut, karena waktunya tersita akibat menarik Paus Pilot Sirip Pendek yang mati di Laut Flores, dekat rumpon depan perairan Desa Hewuli, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Warga Kampung Wuring,Kelurahan Wolomarang, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, NTT, Aco saat ditemui di Kampung Wuring, Senin (5/10/2020).Foto : Ebed de Rosary

Paus tersebut ditarik sendirian ke darat, samping Dermaga Wuring di kampung nelayan Wuring dengan keinginan untuk dijual dagingnya dan dikonsumsi sendiri, namun keluarganya melarang sehingga paus tersebut pun diserahkan kepada BKSDA NTT untuk dikuburkan.

“Saya awalnya menariknya ke darat agar bisa dipotong dagingnya untuk dijual dan sisanya dikonsumsi sendiri,” kata Aco,nelayan Kampung Wuring, Kelurahan Wolomarang, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, NTT, saat ditemui Cendana News di Kampung Wuring, Senin (5/10/2020).

Aco mengaku menarik Paus Pilot sendirian menggunakan perahu motornya selama 5 jam dan berhenti sebanyak 4 kali karena mesin kapal panas akibat beratnya beban yang ditarik.

Sesampainya di samping Dermaga Wuring dirinya hendak memotong dan menjual Paus Pilot tersebut tetapi anggota keluarganya melarang, karena paus merupakan mamalia laut yang dilindungi.

“Keluarga saya memberitahukan kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sikka serta Polair Polda NTT sehingga petugas datang dan membawa paus tersebut ke kantor BKSDA,” ujarnya.

Lihat juga...