Masa Tanam di Semarang Dimulai, Stok Pupuk Subsidi Hanya Tersisa 40 Ton

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

SEMARANG — Jelang dimulainya musim tanam, seiring datangnya penghujan, persoalan pupuk masih menghantui para petani. Stok pupuk subsidi yang terbatas, sementara harga pupuk non subsidi yang relatif tinggi, menjadi persoalan yang perlu segera diselesaikan.

Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur, saat ditemui di Kantor Dispertan Kota Semarang, Senin (5/10/2020). Foto Arixc Ardana

“Memang saat ini stok pupuk bersubsidi sangat terbatas, tidak hanya di Kota Semarang saja, tapi hampir di semua wilayah. Sementara, untuk di Kota Semarang terkait kebutuhan musim tanam kali ini, hanya tersisa 40 ton, sedangkan kebutuhan kita sekitar 60 ton,” papar Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur, saat ditemui di Kantor Dispertan Kota Semarang, Senin (5/10/2020).

Dipaparkan, minimnya stok pupuk bersubsidi tersebut karena jumlah pupuk yang didistribusikan di Kota Semarang, kurang dari permintaan.

“Tahun ini kita mendapat alokasi 80 persen dari kebutuhan, sekitar 1.000 ton. Untuk itu, kita mendorong agar petani melakukan pengolahan dengan pupuk organik, agar dapat menutup kekurangan 20 persen kebutuhan pupuk,” tambahnya.

Di lain sisi, penebusan pupuk subsidi juga ada sejumlah kendala, khususnya terkait penggunaan kartu tani.

Sesuai aturan, untuk pembelian pupuk bersubsidi harus menggunakan kartu tani. Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi penyalahgunaan atau pembelian pupuk subsidi tidak tepat sasaran.

“Jadi selama ini banyak kartu tani yang tidak digunakan, karena petani kita belum terbiasa. Sementara, dari pihak perbankan selaku pengelola, mempunyai kebijakan jika 365 hari tidak digunakan, akan diblokir,” terang Hernowo.

Lihat juga...