Perubahan Cuaca Sebabkan Produktivitas Kakao di Lamsel, Turun
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Perubahan cuaca berimbas pada penurunan produktivitas buah kakao atau kopi coklat di Lampung Selatan. Pasalnya, musim pancaroba tersebut menyebabkan munculnya jamur upas yang menyerang buah kakao.
Jupri, petani di Desa Hatta, Kecamatan Ketapang, menyebut buah kakao terserang hama jamur upas (Upasia Salmonicolor) yang mengakibatkan buah menjadi kerdil, busuk dan sebagian rontok.
Menurutnya, penurunan produktivitas buah kakao sudah terjadi sejak tiga bulan silam. Serangan hama jamur dampak dari perubahan cuaca kemarau ke cuaca hujan yang mulai terjadi di wilayah Lamsel. Pada kondisi normal, sekitar ratusan pohon kakao mampu menghasilkan satu kuintal kakao basah. Kini, hasil panen hanya kurang dari satu kuintal setiap dua pekan.
“Penurunan hasil panen mempengaruhi volume kakao yang dijual. Sebelumnya, saya bisa menjual kakao kering rata-rata sebulan mencapai delapan kuintal,” kata Jupri, saat ditemui Cendana News di kebun miliknya, Kamis (15/10/2020).

Jupri menambahkan, buah kakao yang dihasilkan kurang berisi, sebagian imbas kanker buah sehingga mempengaruhi bobot saat ditimbang. Dampaknya, nilai penjualan berkurang di level pengepul,” terang Jupri.
Harga buah kakao kering dengan kadar air rendah, menurut Jupri saat ini mencapai Rp20.000. Dalam kondisi kering sempurna, harga bisa mencapai Rp23.000 per kilogram. Hasil panen yang telah kering kerap disimpan dalam karung khusus menghindari jamur. Proses fermentasi sesudah panen dilakukan olehnya untuk meningkatkan kualitas buah sebelum dijemur.