Menurut dia, tiap-tiap daerah memiliki karakter masyarakat yang beragam. Mungkin di daerah Pulau Jawa masyarakatnya memiliki etos kerja yang tinggi, sementara di Padang, masih dikatakan belum bisa sebagus di daerah lainnya.
“Jadi selain syarat soal kawasan, masyarakat kita juga perlu komit bahwa Desa Mandiri Lestari itu untuk kemajuan desa itu, bukan untuk kepentingan dari pribadi,” sebut dia.
Ayu malah menilai, persoalan tersebut bisa saja diperbaiki ke arah yang lebih baik, asalkan Desa Mandiri Lestari benar-benar mau menempatkan programnya itu ke Kota Padang. Sebab, jika sudah ada yang meletakan programnya, maka upaya selanjutnya yang dilakukan ialah memberikan pelatihan dan edukasi.
Dengan demikian, cita-cita yang ingin dicapai terkait Desa Mandiri Lestari bisa terwujud yakni untuk mengentaskan kemiskinan dan membuat masyarakatnya sejahtera. Sebab bila bicara kemiskinan, KSU Derami melihat kondisi ekonomi lemah masih cukup banyak di Padang.
Hal ini bisa dilihat dari kondisi program pinjaman modal usaha kepada masyarakat, yang dijalani sebuah unit usaha di KSU Derami Padang yaitu Modal Kita yang dulunya dikenal dengan Tabur Puja. Di mana, cukup banyak warga ekonomi lemah yang mengadukan nasib usahanya.
“Coba lihat ke Modal Kita, sudah ada sekitar 3000 lebih yang saat ini tengah menikmati pinjaman modal usaha. Hal ini pertanda, masyarakat butuh disuplai dukungan dana, agar usahanya maju dan berkembang,” ungkap dia.
Manager Umum Modal Kita, Margono Okta, menambahkan, persoalan Desa Mandiri Lestari adalah sebuah harapan yang telah lama diinginkan. Hanya saja Padang belum memiliki potensi yang bagus, seperti yang diharapkan oleh pihak Yayasan Damandiri.