Emosiku nyaris meledak mendengar ucapannya yang, selain dengan nada tinggi, juga dengan panggilan ‘kamu’, bukan ‘bebi’ sebagaimana biasa.
“Terserah deh kalau nggak percaya, aku pusing,” aku menepuk kening sendiri dengan perasaan kacau. Sementara istriku langsung tergesa masuk kamar sambil membanting pintu.
Brakk!! Terkejut bukan main saat aku menyaksikan istriku dengan begitu kasarnya membanting pintu. Sangat bertolak belakang dengan segala sikap manisnya selama masa pacaran.
“Ya Tuhan, kamu benar Rud, watak asli perempuan memang terlihat saat ia telah menikah,” aku bergumam refleks. Teringat perkataan Rudi. Ah, aku benar-benar pusing. ***
Sam Edy Yuswanto, lahir dan berdomisili di kota Kebumen, Jawa Tengah. Alumnus STAINU Fakultas Tarbiyah, Kebumen. Ratusan tulisannya tersiar di berbagai media massa seperti: Jawa Pos, Republika, Koran Sindo, Kompas Anak, Suara Merdeka, Radar Surabaya, Riau Pos, Kedaulatan Rakyat, dll. Tiga buku kumpulan cerpennya yang telah terbit antara lain: Percakapan Kunang-Kunang, Kiai Amplop, dan Impian Maya.
Redaksi menerima cerpen. Tema bebas tidak SARA. Cerpen yang dikirim orisinal, hanya dikirim ke Cendana News, belum pernah tayang di media lain baik cetak, online atau buku. Kirim karya ke editorcendana@gmail.com. Karya yang akan ditayangkan dikonfirmasi terlebih dahulu. Jika lebih dari sebulan sejak pengiriman tak ada kabar, dipersilakan dikirim ke media lain. Disediakan honorarium bagi karya yang ditayangkan.